TUGAS INDIVIDU
ADAT DAN BUDAYA JAMBI
Sastra adat jambi
Peetatah petitih, seluko, dan pantun adat jambi
DOSEN PENGAMPU: Aswan effendi,s.pd.i

DISUSUN
OLEH:
NAMA: ALBADRI
NIM
: T.PAI.1.2013.065
SEMESTER: IV A
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI)
SYEKH MAULANA
QORI (SMQ) BANGKO
TAHUN 2015
PETATAH PETITIH,
SELUKO,PANTUN ADAT JAMBI
A.PETATAH
PETITIH
Petatah petitih
adalah merupakan sastra adat jambi yang berisikan nasehat dan
pandangan-pandangan serta pedoman hidup yang baik, yang berisikan
petunjuk-petunjuk dalam melakukan hubungan social dalam masyarakat.
Contohnya :
Kurang sisik
rumput menjadi
Kurang siang
jelupung tumbuh
Artinya : Apabila
dalam menghadapi setiap masalah, jika kurang hati-hati atau teliti, maka akan
berakibat buruk.
Kecik dak
besebut namo
Besak dak
besebut gela
Artinya :
Antara miskin dan kaya tidak ada perbedaan, yang miskin tidak disebutkan, yang
kaya tidak dikatakan kaya.
Menarik rambut
dalam tepung
Rambut jangan
putus
Tepung jangan
terserak
Artinya : Jika
menyelesaikan sesuatu maka berhati-hatilah
Negeri aman
padi menjadi
Air jernih
ikannyo jinak
Rumput mudo
kerbaunyo gemuk
Turun kesungai
cenetik keno
Naik kedarat
perangkap berisi
Artinya :
berdoa serta mengharap kebahagiaan dan keselamatan negeri
Kalau lah
memahat diatas baris
Kalau mengaji
lah diatas kitab
Rumah sudah
jadi
Ganden dan
pahat dak bebunyi lagi
Artinya :
Setiap masalah apabila sudah diselesaikan (dimufakatkan) maka tidak akan atau
tidak lagi timbul masalah itu dikemudian hari.
Supayo disisik
disiangi dengan teliti
Dak ado silang
yang idak sudah
Dak ado kusut
yang idak selesai
Artinya :
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, maka harus diteliti dengan baik dan
diusahakan selesai dengan baik.
Bejalan hendak
menepi
Supayo idak
tepijak kanti
Becakap piaro
lidah
Supayo kanti
idak meludah
Artinya: Jika
hendak berbuat haruslah berhati-hati
Di bulekkan
karno nak digulingkan
Di pipihkan
karno nak dilayangkan
Bulek aek dek
pembuluh
Bulek kato dek
mufakat
Artinya :
Setiap masalah dicari jalan keluarnya, dan dicari kesepakatanya (mufakat).
Bunyi siamang
dibukit pangkah
Turun kelukuk
makan padi
Kalau tergemang
ulak langkah
Sementaro main
belum jadi
Artinya : Orang
tua ikut memperhatikan gerak-gerik atau tingkah laku atau budi pekerti
anak-anaknya
Bagaimano nian
kelamnyo kabut
Mato jangan di
pejamkan
Bagaimano
susahnyo hidup
Namun
sembahyang jangan ditinggalkan
Artinya :
Bagaimanapun sulitnya hidup yang dijalani, jangan sampai meninggalkan shalat
lima waktu.
Kalau pandai
berkain panjang
Lebih dari kain
sarung
Kalu pandai
berinduk semang
Lebih dari ibu
kandung
Atrinya :contoh
kisah orang yang ingin meninggalkan kampong halamanya dan ingin tinggal
dikampung orang lain, disebut juga merantau.
Bulat dapat
digulingkan
Pipih dapat
dilayangkan
Putih
berkeadaan
Merah dapat
dilihat
Panjang dapt
diukur
Berat dapat
ditimbang
Artinya :
setiap keputusan seharusnya, dapat diuji kebenarannya dengan jelas menurut
ukuran keadilan dan kepatutanya
Berjenjang naik
bertanggo turun
Turun dari
takak nan di atas
Naik dari takak
nan di bawah
Artinya :
Setiap dalam pengambilan keputusan terdapat tingkatan-tingkatan pengambilan
keputusan.
Rumah sudah,
pahat idak berbunyi
Api padam
puntung tidak berasap
Yang terjatuh
biarlah tinggal
Yang terpijak
biarlah luluh
Artinya : Dalam
menetapkan keputusan yang berat atau rumit, harus dikuatkan dengan Janji setia
menurut kenyataan hukum adat tersebut sangat besar pengaruhnya dalam menata
kehidupan masyarakat yang taat kepada hukum.
B.Seloko Adat
Jambi
Seloko adat Jambi adalah ungkapan yang
mengandung pesan, amanat petuah, atau nasehat yang bernilai etik dan moral,
serta sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat agar selalu
dipatuhi. Isi ungkapan seloko adat Jambi meliputi peraturan bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan kaidah-kaidah hukum atau
norma-norma, senantiasa ditaati dan dihormati oleh masyarakatnya karena
mempunyai sanksi. Ungkapan-ungkapan Seloko adat Jambi dapat berupa peribahasa,
pantun atau pepatah petitih.
Seloko adat Jambi tidak hanya sekedar peribahasa, pepatah-petitih atau pantun-pantun, lebih dalam lagi seloko adat Jambi merupakan pandangan hidup atau pandangan dunia yang mendasari seluruh kebudayaan Jambi. Seloko adat Jambi sebagai suatu filsafat yang dirumuskan secara eksplisit dalam peribahasa, pepatah-petatah atau pantun-pantun tetapi masih bersifat implisit yang tersembunyi dalam fenomena kehidupan masyarakat Jambi. Seloko adat Jambi adalah sarana masyarakatnya merefleksikan diri akan hakikat kebudayaan, pemahaman mendasar dari pesan, dan tujuan dari sebuah kebudayaan.
Seloko adat Jambi sebagai ekspresi bermakna
ganda yaitu tidak terbatas pada struktur naratif yang tersurat tetapi pada
dimensi-dimensi yang tersirat. Teks-teks seloko adat Jambi tidak hanya
dimengerti secara harfiah tetapi hams ditafsirkan secara simbolik dan
metafisik. Tujuannya adalah untuk mencari makna yang hendak disampaikan lewat
teks tersebut berupa konsepsi filosofis (konsepsi paling dasariah mengenai
hakikat manusia, dunia, dan Tuhan). Dengan kata lain di dalam makna harfiah
atau literal, primer yang secara langsung ditunjukkan. Bersamaan dengan itu
ditunjukkan pula makna lain yang tidak langsung, sekunder, kiasan dan hanya
dapat dipahami berdasarkan makna yang pertama.
Sebagai contoh, dalam hal pengambilan keputusan
dalam pemerintahan, seloko adat Jambi menyebutkan “berjenjang naik bertanggo
turun, turun dari takak nan di atas, naik dari takak nan di bawah” seloko
adat tersebut mempunyai pengertian bahwa dalam pengambilan keputusan terdapat
tingkatan-tingkatan pengambilan keputusan. Mulai dari pengambil keputusan
tertinggi “Alam nan Berajo” sampai pengambil
keputusan di tingkat paling bawah “Anak nan Berbapak, Kemenakan nan Bermamak”.
Selanjutnya, begitu juga dalam hal berkelompok atau berorganisasi, di dalam masyarakat Jambi mengenal nilai-nilai kegotong-royongan, hal ini tergambar dalam seloko adat“Ringan samo dijinjing, berat samo dipikul, ke bukit samo mendaki, ke lurah samo menurun, malang samo merugi, belabo samo mendapat”. Dalam berorganisasi ini, juga senantiasa mengacu kepada nilai-nilai kemufakatan. Banyak seloko adat Jambi yang menggambarkan pentingnya bermufakat dalam berorganisasi, antara lain “Bulat aek dek pembuluh, bulat kato dek mufakat, Kato sorang kato bapecah kato besamo kato mufakat, duduk sorang besempit-sempit duduk besamo belapang-lapang”.
Beberapa Seloko adat ini juga mengatur dalam hal pergaulan sehari-hari. “Bejalan Peliharo kaki, jangan sampai tepijak kanti, becakap peliharo lidah, jangan sampai kanti meludah, jangan menggunting kain dalam lipatan, menohok kawan seiring”.
“Batang pulai berjenjang naik, meninggalkan
ruas dengan buku, Manusio berjenjang turun meninggalkan perangai dengan laku”.
Jadi, berbuat baiklah selalu sesuai dengan akar budayo kito orang Jambi.
Jadi, berbuat baiklah selalu sesuai dengan akar budayo kito orang Jambi.
Istilah azas pembuktian “ Jiko tepijak
benang arang hitam tapak, jiko tersuruk di gunung kapur putih tengkuk”
sehingga dalam pembuktian ini bisa dibuktikan yang salah tetap salah dan yang
benar tetap benar “yang melintang patah, yang membujur lalu”.
Contoh lainnya :
a. Janganlah Telunjuk lurus,
kelingking bekait artinya janganlah lain di kata lain di hati
b. Jangan menggunting kain dalam
lipatan, menohok kawan seiring artinya jangan menghianati kawan sendiri
c. Hendaknyo masalah iko Jatuh
ke api hangus, jatuh ke aek hanyut artinya hendaknya masalah ini cukup
selesai di sini/cukup sampai di sini
d. Hendaknyo tibo nampak muko,
balik nampak punggung artinya hendaknya datang secara baik-baik, pergi juga
secara baik-baik
e. Awak pipit nak nelan jagung artinya impian yang terlalu besar, impian
yang tidak mungkin
f. Pegi macang babungo,
balik macang bapelutik artinya istilah
yang dipakai untuk orang yang merantaunya hanya sebentar
g. Kalu aek keruh di muaro, cubo
tengok ke hulu artinya Kalau ada suatu masalah terjadi, cobalah lihat dulu
penyebabnya
h. Tepagar di kelapo condong,
batang di awak buah di kanti Istilah ini dipakai untuk yang salah
menikahi pasangannya, raga millik kita tapi cinta milik orang lain
i. Adat selingkung negeri,
undang selingkung alam
j. Kampung bepagar adat,
tepian bepagar bahaso
k. Sawah dalam ado mutlaknyo,
ladang panjang ado batasnyo
l. Ambik contoh kepado yang
telah sudah, ambik tuah kepado yang menang
m.Rami ngeri di nan mudo, elok negeri di nan
tuo
n. Duduk sorang besempit-sempit,
duduk basamo balapang-lapang
o. Naik idak bepucuk, turun idak
berakar, tengah-tengah diakuk kumbang, ke rimbo diterkam harimau, ke air
ditangkap buayo.
p. Jangan sampe bepanas dalam
belukar.
q. Anak dipangku, ponakan dibimbing.
r. Ke aek bebungo pasir, ke
darat bebungo rimbo adolah hak rajo
s. Nan buto penumbuk tepung, nan
pekak pelepas meriam, nan lumpuh penunggu rumah, nan patah pengalau ayam
t. Jerat idak kan lupo pado
pelanduk
u. Mahal rumput daripado kudo
v. Arang habis, besi binaso
C.Pantun Adat
Jambi
Kami ba umo di lereng bukit
Rebahlah padi digiling batang
Kami umpamo si burung pipit
Kemano terbang di halau urang
Lubuk pungguk tepian napal
Tempat budak mencuci baju
Awak biduk nak serempak kapal
Idaklah mungkin nyo samo laju
Kalo ado gelang di tangan
Idak melurut cincin di jari
Kalo ado tunang awak nian
Idak merebut si tunang kanti
Bederai hujan di rimbo
Tibo di padi bederai jangan
Becerai kito di muko
Namun di hati becerai jangan
Kalu ado mobil ke Bungo
Numpanglah aku ke Rantau Panjang
Kalu ado cewek butanyo
Katokan aku sudah tabuang
Muaro Bungo medan buperang
Jepang masuk Belando lari
Hilang bungo dapat dikarang
Hilang kau kemano kucari
Kota Bangko bepagar bilah
Kota Jambi bepagar besi
Kota Bangko kutinggal sudah
Kota Jambi tempat ku jadi
Seberapo rimbun kayu di Jambi
Rimbunlah jugo kayu di Tungkal
seberapo rindu kau nan pegi
Rindulah jugo kami nan tinggal
Ke talang pegi mulatah
Pegi merumput lanyo padi mudo
Malang nian nasib kau antah
Tibo lah di mulut tebuang jugo
Anak cino menanam ubi
Ubi tetanam dimakan babi
Anak siapo nan bepantun tadi
Cubolah diulang sekali lagi
Macam mano awak
nak mandi
Banyak lah bilah daripado buluh
Macam mano awak nak jadi
Banyak yang negah daripado nyuruh
Macam mano awak nak mandi
Anak buayo di bawah titin
Macam mano awak nak jadi
Adek kayo abang musekin
Cik Siti mngepang rambut
Rambut tekepang sebelah kanan
Kalo sudi surat disambut
Kalolah idak buanglah ke laman
Cubo-cubo main galumbang
Sampai ke tepi membao tampah
Cubo-cubo menanam mumbang
Nasib baik negeri betuah
Naik mobil pergi ke Bungo
BalasHapusTibo d Bungo membeli baju
Pandai nian abang bakato
Adok terdiam tersipu malu